Posted in kesehatan

Cabut Gigi dengan BPJS atau Tidak Sama Sekali ?

Sakit gigi merupakan persoalan serius yang ga bisa diremehkan. Kadang kalau sedang kambuh sakitnya luar biasa sambil nangis-nangis pun tak kunjung sembuh. solusinya pergi ke dokter gigi lalu pasrah kalau memang harus dicabut. Kebetulan sakit gigi yang saya alami cukup serius. Gigi bungsu yang tumbuh tidak normal alias impaksi sudah cukup parah karena sudah berlubang. Solusinya wajib dicabut oleh dokter spesialis bedah mulut. Tau sendiri dokter-dokter spesialis ini hanya ada di rumah sakit milik pemerintah (Pemda) kalau mau gratis alias BPJS.

Setelah diikir-pikir akhirnya saya putuskan untuk cabut menggunakan BPJS di rumah sakit daerah milik pemerintah. Pertimbangan waktu itu karena gratis jika menggunakan BPJS dan gag kepikiran antri dan ribetnya seperti apa.

Antrian panjang loket pendaftaran

Alhamdulillah selama ini jarang berobat ke rumah sakit pemerintah, dan sekalinya berobat kesana cukup shock melihat antrian yang begitu panjang di loket pendaftaran. Berjubel pasien-pasien yang mencari klaim BPJS berbaris sesak di ruang pendaftaran. Karena belum pernah periksa jadinya harus rekam medis terlebih dahulu.

Berebut kuota poli gigi

Setelah mendapat nomer rekam medis yang antriannya sangat panjang, babak baru dimulai, yakni mendaftar poli untuk hari berikutnya. Ternyata untuk mendaftar tidak bisa dilakukan pada waktu itu juga. Syaratnya harus melalui online dengan mendaftar lewat WA atau datang pagi-pagi setelah subuh untuk mendaftar lewat anjungan pendaftaran mandiri dan itu pun tidak ada jaminan kuotanya masih tersedia. Khusus untuk pendaftaran melalui WA harus dilakukan mulai pukul 00.00 malam sebelumnya atau bisa mulai H-2 dengan jam pendaftaran yang sama. Semua calon pasien pada jam 00.00 tersebut sudah standby berbondong-bondong mendaftar. Akhirnya saya dapat antrian 35 dari kuota 40 padahal sudah dilakukan H-2 periksa.

Sempat kena prank APM

Hari pertama periksa setelah antrian di poli berjam-jam dan sebelumnya antri klaim SEP BPJS yang juga lama akhirnya giliran saya diperiksa. Periksa di poli terbilang sangat singkat di hari pertama ini karena hanya ditanya-tanya oleh dokter dan dilanjut dengan rontgen mulut. Setelah itu harus antri lagi untuk mendapat obat antibiotik dan antinyeri. Dokter bilang agar kembali lagi seminggu lagi untuk dicabut berarti tanggal 11 Mei atau hari sabtu jadwal cabutnya. Nah di malam tanggal 11 Mei (hari operasi cabut gigi) ini saya terkendala saat mendaftar online karena kuotanya dinyatakan habis dan harus mendaftar esoknya langsung ke APM. Akhirnya setelah gagal mendaftar lewat online, paginya setelah Subuh saya berangkat ke RSUD untuk mendaftar lewat APM. Saat mendaftar di APM ini pun harus mengantri dan dilakukan oleh Satpam rumah sakit. Nah akhirnya tiba giliran saya, setelah diproses oleh satpam ternyata di hari tersebut kuota poli dinyatakan habis. Perasaan acak adut dan kesal tentunya karena sudah mengantri semenjak habis subuh tadi dan memang hari itu sudah dijadwalkan oleh dokter untuk dicabut. Repotnya karena obat antibiotik sudah terlanjur diminum sedangkan jadwal operasi malah mundur.

War kuota poli

Karena hari Ahad, Poli gigi rumah sakit libur maka jadwal terdekat adalah hari senin 13 Mei. Malam tanggal 13 Mei mulai jam 23.45, hape sudah siap-siap untuk daftar war kuota. akhirnya mulai pukul 00.00 pendaftaran dibuka dan sistem akhirnya memproses saya termasuk dalam kuota. Pada hari H pendaftaran agak santai datangnya, ga perlu berangkat subuh-subuh. Pas sampai di rumah sakit kira-kira jam 08.00 ternyata sistem SEP (klaim BPJS) nya eror dan sistem tidak bisa melayani. Akhirnya harus menunggu lebih lama lagi untuk sampai ke poli. Semenjak pagi antri jam 08.00, baru bisa masuk ke ruangan poli untuk dicabut (operasi) kira-kira jam 13.00. Bayangin aja antara periksa dan antriannya lebih lama antrinya sampai capek dan tambah sakit.

Suasana sibuk di ruang operasi

Di ruang poli gigi tempat operasi gigi semua tim dokter tampak sibuk dan terlihat raut-raut capek mereka karena banyaknya antrian pasien BPJS. Dari sini tentu dapat disimpulkan bagaimana komunikasi dalam hal melayani kepada pasien apalagi hanya sekelas pasien BPJS. Dokter tidak banyak cakap dan apa perlunya dengan tindakan yang cepat, operasi pun dimulai. Rasanya sungguh seperti tersiksa karena kebetulan gigi impaksi saya tertanam cuckup dalam di gusi dan hanya sedikit yang muncul di permukaan. Dua dokter menangani pencabutan gigi saya dan setelah dibor sampai remuk gigi saya akhirnya bisa dicabut. Setelah selesai dicabut dan dijahit akhirnya dipersilahkan keluar poli dulu sambil lagi-lagi menunggu antrian pemberian resep.

Antri lagi kali ini di Farmasi

Yang namanya periksa dengan jalur BPJS memang surganya antri. Setelah dicabut, gigi rasanya sakit luar biasa sampai ga bisa ngomong dan sampe nahan nangis merintih kesakitan. Maklum bius langsung habis tidak lama setelah operasi selesai. Bayangan saya ketika nantinya dapat obat bakal dikasih obat anti bengkak atau anti nyeri dan juga antibiotik. Ternyata hanya antinyeri saja yang diberikan dan itu pun hanya boleh diminum setengah tablet ( ukurannya padahal sudah kecil). Di bagian farmasi ini antrinya 50 antrian sendiri. Wah lama sekali tentunya.

Muncul bengkak-bengkak sampai susah makan

Dua hari pasca operasi keadaan biasa-biasa saja tidak ada yang dikhawatirkan. Memasuki hari ketiga muncul tanda-tanda pembengkakan di bagian pipi kiri dan semakin membengkak hingga lima hari berikutnya. Tak kunjung tuntas dengan obat dari rumah sakit daerah, akhirnya memutuskan untuk berobat ke klinik swasta. Di sana dikasih treatmen dan penjelasan yang lengkap terkait efek dari cabut gigi, penjelasan yang menentramkan yang tidak sempat diberikan oleh dokter rumah sakit daerah. Obat-obat yang diberikan dari klinik swasta juga lengkap dan alhamdulillah mujarab mengurangi bengkak di pipi, akhirnya perlahan bisa makan selain bubur.

Jadi, lebih milih BPJS atau nabung trus berobat ke klinik swasta?

Pasca operasi saya sempat ngobrol-ngobrol dengan teman yang anaknya juga habis cabut gigi tapi berbayar, kira-kira biayanya habis satu juta. Dari obrolan tersebut disimpulkan bahwa:

  1. Penanganan di rumah sakit/ klinik berbayar lebih cepat bahkan setelah rontgen langsung tindakan tidak perlu menunggu satu minggu
  2. Tidak perlu berebut antrian di poli karena tidak menerapkan sistem pendaftaran yang dimulai jam 00.00
  3. Obat yang diberikan lebih lengkap dari pada yang menggunakan jalur BPJS.
  4. Tidak mengalami bengkak.

Author:

Siapa yang bersabar maka ia akan beruntung

Leave a comment